SuaraSumedang.id - Pfizer sudah mengumumkan mengenai vaksin COVID-19 buatannya mampu memberikan efek perlindungan pada anak-anak di usia 6 bulan hingga 4 tahun.
Klaim yang dilakukan oleh Prfizer, karena melihat kondisi varian Omicron yang masih merajalela di Amerika Serikat.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat telah memberikan Izin Penggunaan Darurat untuk kelompok usia tersebut pada 17 Juni lalu.
Suntikan vaksin tersebut menghasilkan antibodi penangkal virus tingkat tinggi, setelah mengetahui hasil penelitian sebelumnya menunjukkan aman.
Baca Juga:Dipecat Tidak Hormat, Ferdy Sambo Akui Salah: Dengan Niat yang Murni dan Tulus, Mohon Maaf
Studi yang dilakukan oleh Pfizer dengan sejmlah partisipan, mereka mendapatkan antara tiga dosis berisi 3 mikrogram vaksin Pfizer-BioNTech atau pil plasebo.
Berdasarkan hasil yang diumumkan oleh kedua perusahaan, tingkat keberhasilan vaksin mencapai 73,2 persen.
Vaksin yang diberikan pada sejumlah anak-anak berusia 6 bulan hingga 4 tahun yang tidak terbukti pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya, seperti dilansir dari suara.com Sabtu (27/08/2022).
"Sementara hasil ini mengonfirmasi bahwa tiga dosis berisi 3 mikrogram vaksin COVID-19 kami memberikan perlindungan tingkat tinggi bagi anak-anak,” kata Ugur Sahin.
“Ketika galur Omicron BA.2 merajalela dengan profil keamanan yang baik, kami juga mengembangkan vaksin bivalen yang diadaptasi dari Omicron BA.4/BA.5 untuk kelompok usia ini guna mengatasi subvarian tersebut," ujar Ugur Sahin, CEO sekaligus salah satu pendiri BioNTech.
Update Covid-19 Global
Update Covid-19 global menunjukan kemarahan masyarakat China, saat pertandingan bola voli tim nasional wanita China tetap menggunakan masker N95 saat bertanding, demi strategi nol Covid-19 yang diusung negara tersebut.
Data Worldometers, Sabtu (27/8/2022) mencatat infeksi baru masih bertambah 614 ribu kasus baru sehari, 1.564 orang yang baru saja meninggal dunia.
Kini total yang sudah terinfeksi ada 604 juta orang dan 6,4 juta diantaranya meninggal dunia. Jumlah orang yang bisa menularkan virus atau kasus aktif tercatat masih ada 18,6 juta orang.
Mengutip BBC, banyak netizen China yang mengungkap kemarahan mereka yang mengatakan para pemain timnas voli wanita dikorbankan hanya karena kebijakan nol Covid-19, dan memaksa mereka menggunakan masker N95 saat bertanding.
Kehebohan ini terekam di media sosial dan viral menunjukan pemain timnas memakan N95 saat bertanding di set pertama di Piala Asia beberapa waktu lalu.
Hasilnya para pemain kemudian melepas masker di set kedua dan berhasil menang. Hal ini ditanggapi Asosiasi Bola Voli China yang kemudian meminta maaf atas keputusan tersebut.
"Pemimpin kami mengambil tindakan terlalu jauh, sesederhana itu," tulis salah satu pengguna.