SuaraSumedang.Id - Pemerintah secara resmi telah mengetok palu untuk kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu, 3 September 2022 kemarin.
Ternyata, adanya kenaikan BBM memiliki dampak bagi banyak sektor. Tak terkecuali pada sektor transportasi.
Sektor transportasi sendiri merupakan satu di antara banyak sektor penting yang selalu dipakai oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi), Kurnia Lesani Adnan mengatakan, pengusaha bus akan melakukan penghitungan ulang tarif seusai kenaikan harga BBM.
Baca Juga:Persib Perbaiki Posisi di Papan Klasemen BRI Liga 1 2022/2023 usai Tekuk RANS 2-1
Menurut Kurnia, BBM adalah salah satu komponen terbesar dari biaya operasional bus.
"Penyesuaian tarif yang akan kami lakukan kisaran 25%-35%, tergantung daerah dan jarak operasinya," ujar Kurnia. Dilansir dari Suara.com, Minggu (4/9/2022).
Kurnia mengungkapkan, pengusaha bus sebenarnya telah merana selama lima bulan terakhir.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut merupakan buntut dari adanya inflasi dan kenaikan PPN yang membuat harga suku cadang ikut melonjak.
"Ini setelah BBM naik pasti akan terjadi kenaikan harga lagi terhadap barang/komponen penunjang operasional kami kedepannya nanti," katanya.
Baca Juga:Prediksi Susunan Pemain Persib vs RANS, Siaran Langsung BRI Liga 1 2022/2023 Sore Ini
Lebih lanjut, kata Sani, sejak lima bulan terakhir, pengusah bus juga cukup kesulitan mencari ban, ban yang digunakan mayoritas ban Tubless radial. Ban jenis ini masih import dan dalam negeri belum bisa produksi banyak.
"Ini salah satu hal yang membuat biaya operasional kami naik karena yang dulunya kami bisa beli ban dengan mem-foscast beberapa bulan ke depan tapi saat ini kalau kami tidak beli saat barang ada resiko bila ke depannya import macet sehingga kami harus merusak cashflow berjalan," tuturnya.