SuaraSumedang.id - Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, sampai hari Minggu 23 Oktober 2022 belum ada laporan kasus gagal ginjal akut pada anak di wilayahnya.
Kendati begitu, Dony mengimbau khususnya untuk mengantisipasi merebaknya kasus gagal ginjal akut pada balita maupun anak.
"Tenaga kesehatan pada fasilitas layanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan sirup sampai ada regulasi baru," kata Dony.
"Seluruh apotek, toko obat, dan retail untuk sementara waktu tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirup," sambung Bupati Sumedang.
Baca Juga:Meski Francesco Bagnaia Menang di MotoGP Malaysia 2022, Fabio Quartararo Belum Mau Menyerah
Selain itu, Dony meminta masyarakat untuk tetap tenang, tetapi tetap waspada. Masyarakat pun diminta menjadi konsumen cerdas membeli obat-obatan di apotek, toko obat, puskesmas, dan rumah sakit.
Bupati Sumedang mengingatkan, konsumsi obat harus sesuai anjuran dari dokter, apoteker atau tenaga kesehatan.
"Saya juga sudah meminta Kepala Dinkes untuk terus memantau, dan melakukan penyisiran ke apotek, toko obat untuk memastikan tidak dijual obat-obatan sirup. Cek terus anak-anak yang gejalanya menyerupai gagal ginjal akut dengan melibatkan bidan desa, posyandu maupun kader PKK," kata dia.
Hal serupa disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, yang turus memastikan sejauh ini belum ada laporan mengenai kasus gagal ginjal akut yang menyerang balita.
Penyakit tersebut kabarnya akibat dari kandungan glikol yang berlebih pada obat-obatan berbentuk sirup di Indonesia.
Baca Juga:Ogah Jadi Kuasa Hukum Geng Sambo, Hotman Paris Tuai Sorotan karena Bela Teddy Minahasa
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Sumedang, dr. Sidik Rahmatullah mengatakan, pemerintah lebih berhati-hati dalam mengantisipasi kasus gagal ginjal akut pada balita.
"Sebetulnya tidak semua obat sirop itu pakai gliko, kalau ada itu pasti terpantau. Yang sekarang ini sedang disorot adalah kandungan glikol, sehingga di edaran tertulis bahwa beberapa obat sirop dihentikan peredarannya sampai penelitian selesai."
"Sehingga dari beribu jenis macam obat berbentuk sirup, bersama-sama saling mengoreksi," kata Sidik.(*)
Sumber:Pemkab Sumedang