SuaraSumedang.id - Peringatan Isra Miraj 1444 Hijriah yang digelar di Klaras Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (11/3/2023) berlangsung khidmat.
Kegiatan tersebut, diawali dengan penampilan anak-anak pengajian yang melantunkan sholawat hingga ibu-ibu.
Tak hanya itu, dalam peringatan Isra Miraj itu pun turut mengundang penceramah Ustadz. Karyana Sofyan atau Jaka--sapaan akrabnya.
Dalam ceramahnya, Jaka mengingatkan semua orang yang hadir dalam acara tersebut untuk senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
Baca Juga:Waspada Buaya Darat! Ngajak Seks Sebagai Bukti Cinta, Padahal Cuma Nafsu Belaka
Semula Jaka mengungkapkan, bahwa peringatan Isra Miraj pertama kali dilaksanakan dan dipanitiai oleh Abu Jahal dan Abu Lahab.
Dahulu, kata Jaka, ketika orang dilingkungan sahabat ada yang tidak percaya dengan apa yang dialami Nabi Muhammad SAW pada malam Isra dan Miraj.
Bahkan, kabar tersebut sampai ke telinga Abu Jahal, satu di antara paman nabi.
"Mengetahui hal tersebut, Abu Jahal merencanakan sesuatu, dan bermaksud untuk memanfaatkan situasi untuk mempermalukan Nabi Muhammad SAW bahwa itu tidak mungkin bisa dilakukan," kata Jaka, disampaikan dalam peringatan Isra Miraj tersebut.
Namun rencana licik Abu Jahal tersebut gagal, kata Jaka, berkat pertolongan Allah SWT melalui malaikat Jibril.
Baca Juga:Usai El Rumi, Fuji Kini Dijodoh-jodohkan dengan Fadil Jaidi
"Peristiwa diisra'kan dan dimi'rajkan Nabi Muhammad SAW ini hendaknya didahulukan dengan keyakinan dan keimanan, bukan dengan akal dan pikiran," ucapnya.
Sebab, jika bukan dengan keyakinan maka akal kita tidak akan bisa menjangkau memikirkan peristiwa, yang sangat luar biasa saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan diisra'kan dan dimi'rajkan yang dalam waktu kurang satu malam.
"Sejak saat itu juga, sholat 5 waktu bagi umat Islam menjadi ibadah yang wajib," katanya.
Lebih lanjut, selain ibadah 5 waktu Jaka menyampaikan untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Syaban, Ramadhan dan bulan lainnya.
Jaka juga menyampaikan, bulan Rajab sebagai media membersihkan diri, bulan Syaban sebagai media membersihkan hati.
Lebih lanjut, bulan Ramadhan merupakan media untuk membersihkan ruhani, hingga tiba di bulan Syawal kembali kepada kesucian.
Sebelum menutup ceramahnya, Jaka pun menyampaikan pesan sekaligus mengajak jamaah untuk senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. (*)