Pada bulan ramadhan ini umat islam diwajibkan berpuasa, namun jika anda sedang berpergian apakah wajib berpuasa?
Pemahaman orang berpergian atau musafir harus diketahui dahulu. Syarat disebut musafir adalah tujuan berpergiannya tidak boleh lebih dari 80km.
“Kita dari Indramayu ke Jakarta, maka diperjalanan boleh berbuka, tidak wajib puasa. Cuma mana yang lebih bagus bagi dia? Kalau puasa nyaman ya puasa, tapi kalau nggak kuat puasa ya jangan puasa. Biarpun anda punya pesawat pribadi dan tukang pijetnya sekaligus tetap saja boleh puasa, asalkan anda menempuh perjalanan” Jelas Buya Yahya melalui kanal Youtube Al-Bahjah TV.
Buya Yahya juga menjelaskan jika memiliki tamu, tidak boleh dipaksa puasa. Tanyakan apakah dia akan berpuasa atau tidak, jika iya bangunkan sahur dan jika tidak buatkan sarapan.
Baca Juga:Lesti Kejora Pelukan Hangat dengan Lucinta Luna, Netizen: Nanti Billar Cemburu
“Tamu kok dipaksa puasa, anda ini tidak tahu diri. Tamu iya, tapi dia boleh dibuatkan makanan. Musafir mampir, bikinkan puasa karena dia tidak wajib puasa” Kata Buya Yahya menegaskan.
Dicontohkan lagi oleh Buya Yahya, jika seorang nelayan yang sedang berlayar juga tidak wajib berpuasa walaupun itu sebulan penuh selama jarak yang ditempuh lebih dari 80 km. Nantinya setelah pulang wajib di qodho.
“Jika perjalanan jauh dipahamkan bahwa tidak wajib puasa, biar tidak merasakan melanggar. Selagi tidak wajib jangan dipaksakan, yang rusak itu adalah yang tidak wajib dikatakan wajib. Sehingga yang nggak mampu merasa biasa melanggar. Nanti jadi merasa Ah aku biasa nggak puasa. Semakin keras hatinya. Katakan itu tidak wajib puasa, selagi tidak wajib itu tidak dosa” Kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah Minggu (26 Maret 2023).
Seperti itula penjelasan dari Buya Yahya tentang kewajiban berpuasa bagi musafir atau orang berpergian. Bagaimana?sudah mulai paham kan.
Sumber: Youtube Al-Bahjah TV
Baca Juga:Cek Fakta: Arya Saloka Tak Henti Pandangi Amanda Manopo saat Buka Bersama Antar Keluarga?