SUARA SUMEDANG - Indikator meningkatkan pesepakbolaan Indonesia, satu diantaranya ialah PSSI jangan merugi secara usaha.
Hal ini dikarenakan PSSI membutuhkan anggaran mencapai sekira Rp260 miliar untuk melaksanakan program-programnya.
Angka tersebut dikatakan sudah termasuk ongkos-ongkos untuk membawa tim nasional, membayar para pelatih, pelatihan, serta mengelola tim nasional.
Untuk memenuhi angka itu, PSSI akan mulai melakukan komersialisasi, seperti dalam pertandingan FIFA Matchday antara Indonesia vs Argentina.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berpendapat jika peningkatan kualitas pesepakbolaan Indonesia juga membutuhkan pengelolaan PSSI yang sehat.
“Kemarin PSSI sudah melaksanakan Kongres. PSSI juga akan mulai komersialisasi. Kami sudah memperhitungkan sebesar Rp260 miliar target (anggaran). Ini semua akan terbuka pada waktunya, kami sudah menunjuk auditor, Erns and Young, sehingga data akan terbuka, yang mana cost - nya dan berapa pendapatannya,” ujar Erick dalam jumpa pers peluncuran tiket pertandingan antara Indonesia vs Argentina, dikutip Suara Sumedang dari laman PSSI (30/5/2023).
Erick menginginkan PSSI untuk tidak terus menerus rugi atau dibiarkan merugi. Ia juga mengatakan jika PSSI tidak boleh merugi baik dalam hal pestasi maupun dalam mengembangkan usaha.
"Kita harus biasakan PSSI punya strategic planning yang tepat. Seperti pada FIFA matchday, ini harus diyakini tidak hanya membawa prestasi nasional, tetapi juga untuk keuangan yang baik,” kata Erick.
Ia juga mengungkapkan terkait penetapan harga tiket pertandingan FIFA Matchday antara Indonesia vs Argentina, hal itu guna memberikan pemasukan untuk mencapai target agar program-program PSSI bisa berjalan.
Baca Juga:Tanggapan Tyronne Del Pino setelah Resmi Menjadi Pemain Persib Bandung
“Dengan pendapatan tiket yang affordable, baik pemasukan dari media, hingga sponsor, saya rasa target bisa ada profit. Supaya jangan dibiasakan tidak bisa membawa pertandingan besar lagi. Nanti jadi kapok kalau merugi. Hanya akan jadi mimpi," ucapnya.
Berkaitan dengan hal itu, Erick juga menegaskan jika penetapan harga tiket tersebut berdasarkan hasil dari survei.
“Setiap pertandingan, baik pertandingan besar yang mendatangkan tim kuat dunia, maupun tim – tim negara lain demi menambah poin Indonesia, seluruhnya telah memperhitungkan dengan matang biaya dan manfaatnya. Termasuk diantaranya dalam menetapkan harga tiket yang ditetapkan setelah dilakukan survei terlebih dahulu,” ujarnya. (*)