SUARA SUMEDANG - Setiap orang terkadang merasa cemas dan panik, namun saat rasa khawatir menjadi berlebihan dan mulai mempengaruhi aktivitas sehari-hari, kamu bisa disebut mengalami gangguan kecemasan.
Dilansir dari laman The Healthy, seseorang yang mengalami serangan panik (panic attack), seperti perasaan takut yang intens, itu bisa menjadi tanda gangguan kecemasan.
Seringkali rasanya seperti sedang mengalami krisis kesehatan yang mendesak karena gejalanya begitu tiba-tiba.
Berikut ini adalah, lima tips cara memahami dan mengelola gangguan kecemasan.
1. Ketahui Bahwa Kamu Tidak Sedang Dalam Bahaya
Kecemasan atau rasa cemas dapat bermanifestasi dalam banyak cara, seperti kecemasan umum, kecemasan sosial, fobia, kecemasan perpisahan, dan serangan panik.
Menurut Anxiety and Depression Association of America, hal itu adalah reaksi biologis yang normal. Sebuah cara tubuh memberi tahu kepada kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres, yang memberitahu kita untuk bertindak cepat agar terhindar dari bahaya-bahaya di sekitar.
Namun ketika kecemasan menjadi luar biasa dan mulai mengganggu kehidupan kita sehari-hari, itu menjadi gangguan kecemasan.
Serangan panik terjadi secara tiba-tiba dan meliputi gejala fisik seperti jantung berdebar kencang, mual, gemetar, dan denyut nadi tidak teratur.
Baca Juga:Terdepak dari Skuad Luis Milla Musim Depan, Henhen Ungkapkan Tekadnya Bersama Dewa United
Banyak orang yang mengalami serangan panik percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau stroke dan salah mengartikannya sebagai bahaya yang akan segera terjadi.
Dengan gangguan kecemasan secara umum, seseorang mengalami serangan rasa khawatir dan mengalami gejala kelelahan, gelisah, ketegangan otot, serta masalah tidur.
Sementara gejala serangan panik dan gangguan kecemasan bisa menjadi mengkhawatirkan. Hal terpenting yang harus disadari ialah mengetahui jika kamu sedang tidak dalam bahaya, seperti tidak mendiagnosa mengalami serangan jantung atau stroke.
2. Bernapaslah dengan Tenang dan Perlahan
Orang yang menderita gangguan kecemasan atau serangan panik sering mengalami nyeri dada, yang disebabkan oleh hiperventilasi dan otot kencang di dada.
Meskipun episodenya bisa menakutkan, penting untuk tidak memberi tahu orang yang menderita serangan panik atau gangguan kecemasan untuk "mengambil napas dalam-dalam", jika tidak ingin mengalami hiperventilasi.
Sebaliknya, jika kamu mengalami hiperventilasi, bernapaslah dengan tenang. Tutup mulut kamu dan bernapas dengan tenang melalui hidung, dengan lembut, dan selambat mungkin untuk memulihkan kadar karbon dioksida.
Orang cenderung bernapas lebih cepat saat cemas, yang dapat membuat mereka pusing serta menyebabkan lebih banyak kecemasan.
Cara kamu bernapas ialah dengan kecepatan enam hingga delapan kali per menit, itu memberi isyarat pada tubuh bahwa semuanya baik-baik saja.
3. Berolahraga secara Teratur
Kita tahu bahwa olahraga itu baik untuk kesehatan fisik kita, tetapi penelitian juga menemukan bahwa aktivitas fisik yang rendah berhubungan dengan kecemasan.
Peneliti telah menemukan bahwa olahraga seperti berlari mengaktifkan bahan kimia otak yang dapat mengurangi kecemasan.
Menurut Dr Cassiday, jika kamu mengalami kecemasan dan stres, rata-rata orang dapat meminimalkannya dengan berolahraga, melatih gerakan berbasis mindfulness seperti yoga atau Tai Chi.
Latihan aerobik dan non-aerobik juga telah dikaitkan dengan manajemen kecemasan yang lebih baik.
4. Ketahui Pemicu Kamu
Sebuah pemicu tertentu dapat membuat kecemasan terulang kembali atau bahkan memburuk.
Perubahan mendadak dalam hidup seperti memiliki bayi, diberhentikan dari pekerjaan, atau memiliki anak yang sakit dapat menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran menjadi berlebihan.
Apa yang terjadi ialah stres yang meningkat di beberapa titik menjadi luar biasa dan mengganggu sistem alarm di otak dan tubuh. Itu bisa imajiner atau nyata dan masih memicu stres yang sama.
Bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan, pemicunya bisa berupa apa saja yang membuat mereka merasa tidak pasti atau seperti kurang memiliki kendali, seperti terbang, keramaian, atau tekanan di tempat kerja, sedangkan bagi mereka yang mengalami serangan panik, pemicunya bisa berupa apa saja. perubahan fisik yang dirasakan.
Perlu diperhatikan juga bahwa serangan panik terjadi tiba-tiba tanpa pemicu sama sekali.
5. Dapatkan Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup dan memastikan kamu memiliki rutinitas tidur yang baik merupakan faktor penting dalam mengendalikan kecemasan.
Ketika tidur kamu terganggu, itu dapat mempengaruhi suasana hati dan mengganggu kemampuan kamu untuk mengatasi stres yang sedang dihadapi.
Studi menunjukkan bahwa tidur memengaruhi otak dan secara langsung dapat memengaruhi kesehatan mental kamu.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2016 tentang topik tersebut menemukan bahwa kurang tidur akut dikaitkan dengan peningkatan kecemasan.
Selain membuat kamu merasa lebih cemas, kurangnya tidur menciptakan ketidakseimbangan kadar hormon dan meningkatkan kadar adrenalin, serta keduanya dapat meningkatkan kecemasan.
Itulah lima tips bagaimana cara memahami dan mengatasi gangguan kecemasan dan serangan panik. (*)