Sempat Ditawari Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud MD dengan Tegas Menolak: Jangan Ajak Saya...

Menteri Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan, sempat ditawari menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Aniew Baswedan di Pilpres 2024.

Syabania
Senin, 05 Juni 2023 | 18:05 WIB
Sempat Ditawari Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud MD dengan Tegas Menolak: Jangan Ajak Saya...
Menko Polhukam Prof Mahfud MD saat menerima kunjungan Atta Halilintar di Kantornya.(YouTube/AH)

SUARA SUMEDANG - Menteri Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan, sempat ditawari menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Aniew Baswedan di Pilpres 2024.

Menurutnya, ia tidak bersedia menerima tawaran tersebut.

"Kepada Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzammil kan beliau menjajaki untuk mencari cawapres-nya Anies, antara lain bertanya, 'Pak Mahfud bersedia tidak? (Saya jawab) tidak," kata Mahfud MD, dikutip dari laman ANTARA. 

Syaikhu yang dimaksud Mahfud adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca Juga:Cek Fakta: Virgoun Bawa Kabur Ketiga Anaknya, Inara Rusli dan Hotman Paris Langsung Beri Tindakan Hukum

Sedangkan Al Muzzammil yang dimaksud adalah Al Muzzammil Yusuf, politisi PKS yang menjabat sebagai anggota DPR RI.

Menurut Mahfud MD juga, pesannya kepada mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana terkait Pemilu 2024.

"Kan Denny itu, bilang ditugaskan oleh Pak Mahfud untuk menjaga Anies agar demokrasi hidup dan dia dapat tiket, memang iya karena dia (Denny) kan selalu menuduh pemerintah itu mau menjegal Anies," ujarnya. 

"Menuduh juga ada upaya menggagalkan pemilu, memperpanjang, menunda pemilu. Kalau gitu bagi tugas, 'Kamu saya tugaskan jaga Anies, agar demokrasi hidup dan tidak lagi menuduh pemerintah', itu maksud saya," lanjutnya.

Mahfud MD menegaskan, Denny Indrayana berpikir ada upaya untuk menggagalkan pemilu maka sebaiknya Denny melaporkannya langsung kepada Mahfud.

Baca Juga:Tak Disangka, Inilah Deretan Sumber Kekayaan Arya Saloka yang Jarang Diketahui, Bikin Ngiler!

"Kalau ada oknum, pemerintah, oknum ya, ya bilang saya. Nah saya yang jaga pemilu-nya. Jangan dituduh mau gagalkan pemilu. Saya yang jaga agar pemilu-nya jadi, bagi tugas gitu dan saya beri tugas itu bukan hanya kepada Denny," tegas Mahfud.

Alasan Mahfud menolak tawaran dipasangkan dengan Anies Baswedan adalah karena ia menilai Anies didukung dari partai-partai yang bisa mengajukan cawapres sendiri.

"Saya bilang, karena di koalisi bapak itu ada NasDem, Demokrat dan PKS itu banyak ada yang calonnya dari partai-nya sendiri. Kalau saya diajak ke situ malah saya merusak demokrasi, kalau yang satu keluar karena anda ajak saya kan rusak. Oleh sebab itu saya bilang kepada ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam agar koalisi tidak pecah," lanjut Mahfud.

Ia mengungkapkan, tidak hanya meminta Denny untuk menjaga demokrasi, tapi juga meminta tokoh lain.

"Bukan hanya Denny yang saya tugaskan, teman-teman yang mendukung Anies, saya bilang 'jaga'. Kan banyak teman saya yang jadi pendukung, dia jaga, Meskipun saya tidak dukung, tapi saya tetap jaga demokrasi. Kan begitu," ujar Mahfud.

Sebagai informasi, saat ini sudah ada tiga orang nama calon presiden yang mencuat untuk mengikuti pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dideklarasikan oleh Partai NasDem, Partai Demokat dan PKS.

Terakhir ada nama Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang diusulkan oleh Partai Gerindra yang juga berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijawalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.(*) 

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak